banyak yang terus jadi kepo dengan tokoh rekaanku dalam novelku dan cerita pendek yang pernah aku buat. ada yang bilang itu orangnya real, atau aku lagi menceritakan tentang seseorang secara personally, lol. nggak kok, semuanya fiktif hasil khayalan tingkat tinggiku...
ada juga yang bertanya, terinsipirasi dari siapa, mana atau apa cerita-cerita yang aku buat, sebenarnya lebih banyak mix dari pengalaman aku pribadi dan cerita-cerita teman.
so, here is my 2nd novel : IT'S ALWAYS YOU
Pernah dengar
lagu yang dinyanyikan oleh Rascal flatts
yang judulnya “What hurts the most” lagu itu menceritakan bagaimana kedekatan
kita dengan seseorang yang kemudian berubah menjadi cinta yang perlahan-lahan
timbul didalam hati kita karena adanya rasa kenyamanan dan sayang yang kian
terpupuk, namun sayangnya perlahan-lahan juga kita melihat orang itu, menjauh
dan terus menjauh sampai tidak sempat
kita mengatakan apa yang sebenarnya kita rasakan. What hurts the most is being so close and having so much to say and
watching you walk away….
Rara merasakan
itu. Tiga tahun kedekatannya dengan Fari sudah cukup membuatnya jatuh cinta
pada sosok Fari. Fari bukanlah orang asing yang baru beberapa waktu dikenalnya,
Fari bahkan sudah mengenal Rara sedari mereka kecil, hanya saja mereka tinggal
di kota yang berbeda. Pertemuan kembali Rara dan Fari tidak disengaja, disuatu
pagi pada hari raya idul fitri tahun 2008, Fari dan kedua orang tuanya
bersilahturahmi ke rumah Rara. Terang saja orang tua sudah saling mengenal
lama. Semenjak saat itu mereka mulai
rutin berkomunikasi melalui telepon karena Fari haru bekerja di perusahaan
tambang di Papua, dan Rara masih kuliah semester 5 di Jakarta. Ada banyak hal
yang membuat Rara jatuh cinta dengan pria berdarah Jawa-Belanda dan Batak ini,
sosoknya yang sangat outgoing dan dewasa, membuat Rara yang ketika itu baru
berumur 19 tahun, merasa punya tempat
untuk berbagi sekaligus pengayom, karena sosok Fari yang dewasa, usia mereka
terpaut 5 tahun.
Sesibuk apapun Fari
dia selalu menyempatkan diri untuk sekedar telepon atau mengirim bbm pada Rara,
sekedar menanyakan pertanyaan simple seperti, “dimana?” dan ’’sedang apa?”.
Menurut Fari itu pertanyaan yang simple but
it means he cares. Rara mulai merasakan sesuatu yang lain dari kedekatan
mereka, disetiap kebersamaan mereka bukan hanya ada sekedar perhatian yang Fari
tunjukan namun ada cinta disana, hanya saja Rara belum bisa menebak isi pikiran
dari Fari untuknya. Dia tidak mau menerka-nerka apalagi terkesan gede rasa,
walaupun sosok pria bertubuh 178 cm berambut hitam dan cepak, sedikit ada 5’oclock
shadow pada wajahnya ini membuat Rara seolah ingin mengatakan The search is end. Namun lagi-lagi dia
menunggu Fari mengatakannya terlebih dahulu
Hari-hari
berlalu, Rara semakin meyakinkan dirinya bahwa dia memang mencintai pria ini,
pria yang bisa bikin dia lupa ngetweet, ngefoursquare, dan menggunakan another socmed pas mereka lagi
sama-sama.
Sayangnya, di
Tahun kedua kebersamaan mereka, Fari mulai jarang menghubunginya, jarang
memberi kabar, jarang datang ke Jakarta, entahlah mungkin sibuk atau memang dia
mulai melupakan Rara. Rara masih menunggunya, menunggu kabar dari Fari,
menunggu kedatangannya.
Disuatu malam di
bulan Oktober, setelah berbulan-bulan tidak memberi kabar, Fari berjanji
menemui Rara di starbucks, tempat biasa mereka bertemu kalau Fari sedang cuti
ke Jakarta. Tetapi sampai waktu yang sudah disepakati bersama, Fari tidak juga
tampak batang hidungnya. Entahlah dia lupa, atau pura-pura lupa. Parahnya dia
tidak juga menghubungi Rara setelah itu. Setelah itu? No. sampai saat ini. Not even
a single message or call from him. Dia menjauh dan terus menjauh. Rara
hanya melihat dia sering mengupdate status bbmnya, he was fine. Not even a single “hi”
not even at all. Sejuta pertanyaan berkecamuk didalam hati Rara.
Hari ini dua
tahun lebih setelah kejadian itu, dia bertemu Fari kembali di acara pernikahan
sepupunya Fari. Nafasnya terasa berat. Sosok yang rasanya tidak ingin dia kenal
lagi, sosok pria yang pernah membuatanya menaruh ekspektasi yang tinggi buat
ukuran seorang pria, kini berdiri tegap didepannya, bersama seorang wanita.
0 komentar:
Posting Komentar